Saudara Saudari Yesus


Lukas 8:19-21
Salib Post. "Yesus dan sanak saudaraNya” ini seringkali disalah arti isinya oleh sebagian orang yang tidak memahami dengan baik iman Katolik dan juga isi Kitab Suci secara keseluruhannya. Orang-orang ini menentang praktik devosi atau penghormatan umat Katolik kepada Bunda Maria, Ibu Yesus, yang bagi umat Katolik telah menjadi ibu rohani sekaligus teladan beriman bagi para murid Yesus yang ada di dalam Gereja Katolik. Perikop ini seringkali dijadikan senjata untuk mempersalahkan praktik devosi bagi Bunda Maria yang ada di Gereja Katolik. Kedua, perikop ini juga sering disalahtafsirkan oleh sebagian orang yang beranggapan bahwa Yesus itu memiliki saudara kandung lainnya, dalam arti Bunda Maria itu memiliki anak kandung selain Yesus, hal ini tentu saja bertentangan dengan iman Kristiani secara universal, karena iman Kristiani berpegang teguh pada Tradisi rasul (apostolik) bahwa Yesus adalah anak Tunggal yang dikandung oleh Maria.

Kesalahan ini terjadi terutama karena orang-orang ini hanya ”mengutip sebagian teks” Kitab Suci tanpa memperhatikan isi Kitab Suci secara keseluruhannya. Penafsiran secara terpisah semacam ini tentu saja akan menghasilkan persepsi atau pendapat yang salah pula. Kitab Suci harus ditafsirkan dengan memperhatikan konteks keseluruhannya. Kitab Suci juga harus diteliti dengan memperhatikan bahasa aslinya, Perjanjian Baru secara khusus Injil ditulis dalam bahasa Yunani, jadi kita harus memperhatikan apa yang sebenarnya disampaikan oleh penulis dalam konteks bahasa aslinya. Yang dimaksud dengan saudara-saudara Yesus dalam perikop ini bukanlah saudara kandung kakak adik sedarah atau dalam istilah Latinnya (genitus) tetapi ini adalah saudara-saudara dekat Yesus, bisa jadi saudara sepupu laki-laki atau perempuan yang dalam istilah Latin disebut (partus). Saya tidak sedang mengajari Anda untuk berdebat dan menyalahkan orang lain, tapi supaya anda mengerti dan dapat mempertanggung jawabkan apa yang Anda imani. Ketimbang kita menyalahkan lebih baik kita tetap mewartakan, jika ditolak pun kita tidak berhak menyalahkan, lebih baik kita mendoakan.

”Ibuku dan saudara-saudaraKu ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.” Lewat ungkapan ini Yesus mau memperluas relasi manusia yang sering dibatasi oleh hubungan darah, suku, maupun ras. Menjadi anggota dalam keluarga Allah bukannya berdasarkan hubungan darah, tetapi semua disatukan dalam ikatan sebagai pelaku firman. Ini konsisten dengan tema yang diusung oleh Injil Lukas bahwa seseorang itu tidak bisa hanya menjadi pendengar firman saja, tetapi juga pelaku. Yesus bukannya tidak menghargai Maria sebagai ibu yang melahirkanNya, tetapi malah memuji teladan kehidupan Maria yang pertama-tama menjadi anggota keluarga Allah karena ia mendengar, merenungkannya dalam hati, dan melakukannya. Maria ibuNya adalah orang pertama yang mendengarkan Firman Allah dan melaksanakannya ketika ia berkata, “Terjadilah padaku menurut perkataanMu itu“. 

Kunjungan mereka memberi kesempatan bagi Yesus untuk menekankan kepada para murid bahwa hubungan mendasar dengan Dia tidak didasarkan pada hubungan darah (genitus) atau hubungan duniawi lainnya. Kita tentu tidak meragukan cinta Yesus bagi Maria ibuNya. Di salib, Yesus mengetahui bahwa ibuNya ditinggalkan sendirian, maka Ia menyerahkan ibuNya kepada murid yang dikasihiNya (bdk. Yoh 19:25-27). Dengan kata-kata ini, Yesus sama sekali tidak mengingkari pentingnya perasaan kekeluargaan, namun Dia mengajak kita semua untuk menjadi anggota dalam keluarga besar Allah dengan melakukan apa yang diperintahkanNya.

Melalui sabda “mendengarkan“, Yesus ingin memberi teladan bagi kita untuk menangkap pesan secara pribadi, dan akhirnya sampai pada pelaksanaan firmanNya dalam hidup harian kita. “IbuKu dan saudara-saudaraKu ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya“. Lalu menjadi permenungan bagi kita, sudahkah saya menjadi saudara atau ibu Yesus yang mendengarkan dan melakukan firman Allah?

Kita sering mendengarkan firman akan tetapi sering pula kita tidak melaksanakannya sebagaimana Bunda Maria, ia mendengarkan Firman, mengandung Firman dan membesarkan Firman Allah di dalam hidupnya dan patuh mengikuti Firman Allah dalam sejarah perjalananNya sampai ke Puncak Salib. 

No comments:

Post a Comment

.

.