Alat Cinta Bagi Sesama


Ams 30:5-9, Luk 9:1-6

Salib Post. “Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan padaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkalMu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau kalau miskin, aku mencuri dan mencemarkan nama Allahku.”

Amsal memberikan nasihat yang sangat bijaksana kepada manusia. Amsal tidak meminta supaya ia menjadi kaya dan juga jelas ia tidak minta supaya menjadi miskin. Entah kaya atau miskin, satu hal yang ia minta, menikmati makanan yang menjadi bagiannya. Itu berarti merasa cukup dan bersyukur untuk segala apa yang ia terima. Karena, kekayaan dapat membuatnya menyangkal Tuhan. Ia merasa dapat mengandalkan harta bendanya dan tidak menggantungkan diri pada Tuhan. Tetapi, kemiskinan pun ternyata dapat membuat ia mencemarkan nama Tuhan karena segala perbuatan buruk yang ia lakukan. Oleh karena itulah, Amsal menasihati kita untuk merasa cukup dengan apa yang menjadi rejeki kita. Kebahagiaan bukan terletak pada keadaan kaya atau miskin, melainkan terletak pada hati yang mampu mensyukuri segala karunia Tuhan.

Dalam semangat inilah, kita dapat mengerti mengapa Yesus mengutus para muridNya dengan larangan untuk membawa apa-apa dalam perjalanan, seperti tongkat, bekal, roti, dan dua helai baju. Itu semua bertujuan agar para murid sungguh-sungguh menyandarkan dan menggantungkan hidupnya pada Tuhan, bukan pada apa yang dimilikinya. Dengan melakukan ini, para murid memberikan kesaksian yang luar biasa, bukan hanya dengan kata-kata melainkan dengan hidupnya sendiri, betapa indahnya hidup yang sepenuhnya tergantung pada kemurahan, kebaikan, dan kerahiman Tuhan.

Para rasul memiliki keyakinan bahwa Tuhan menyertai perjalanan mereka dalam tugas perutusanNya untuk memberitakan Injil Kabar Baik Kerajaan Allah bagi semua orang. Bukan dengan kemampuan mereka tetapi dengan kuat kuasa Yesus. Inilah yang menjadi kekuatan dan sandaran bagi mereka. Melalui tugas perutusan ini kita pun dapat belajar tentang kasih Yesus bagi semua orang. Ia mengutus para murid juga demi menyembuhkan berbagai penyakit dan kelemahan bahkan yang disebabkan oleh kuasa kegelapan.

Ternyata Yesus memberikan kepada kita otoritas atas roh-roh jahat dan sakit penyakit. Yesus mengutus kita untuk pergi mewartakan Injil Kabar Baik Kerajaan Allah secara sederhana, menyembuhkan orang yang sakit, baik fisik maupun spiritual, dan mengasihi semua orang sebagaimana Yesus mengasihi. Kita tidak melangkah maju berdasarkan kemampuan kita, melainkan sekadar dalam nama dan kuasa Yesus Kristus. Sang Guru dan Tuhan kita itu telah memilih kita dan memperlengkapi kita agar dapat melakukan kehendakNya oleh kuasa Roh Kudus yang hidup di dalam diri kita.

Berkat rahmat baptisan kita telah menerima karunia Roh Kudus. Kita telah diberikan kuasa oleh Yesus, bukan kuasa duniawi tetapi kuasa yang bersumber dari yang Ilahi. Kuasa inilah yang menyertai perjalanan hidup kita. Sadarkah kita akan hal ini? Jangan meremehkan otoritas Ilahi yang telah dianugerahkan Tuhan dalam diri kita. Dengan otoritas inilah setiap kita dapat menundukkan roh-roh jahat dan kuasa kegelapan yang berusaha menguasai baik diri kita maupun orang lain bahkan yang menyebabkan sakit penyakit. Dengan doa yang dilandasi keyakinan iman, maka apakah yang mustahil dalam nama Yesus terjadi? Sekali lagi bukan kuat kuasa diri kita, tetapi kuasa Ilahi yang menyertai kita itulah sumber kekuatan dan sandaran bagi kita.

Setiap kali kita mengakhiri perayaan Ekaristi, setiap kita pun menerima amanat perutusan, pertanyaannya sungguhkah kita telah menjalankan amanat ini? Kita juga diutus untuk ambil bagian dalam karya pewartaan Injil Kerajaan Allah. Pengertian Injil bukanlah sebuah buku tertulis, Injil adalah Kabar Baik! Artinya kita diajak untuk membawa kebaikan bagi orang lain, siapa pun yang kita jumpai, baik lewat kata maupun tindakan kita. Injil adalah Kabar Gembira keselamatan. Hanya Yesuslah yang kita andalkan, bukan diri kita sendiri dan segala yang kita miliki. Marilah kita mewartakan Injil Kerajaan Allah lewat "Kata dan Perbuatan kita," marilah kita menjangkau dan mendoakan orang-orang sakit yang sungguh membutuhkan perhatian dan kepedulian kita. Hanya dengan kuasa yang telah diberikan Yesus bagi kita.

No comments:

Post a Comment

.

.