Seruan Pertobatan


 Lukas 10:13-16
Yesus mengutus mereka pergi berdua-dua (Luk 10:1). Tugas yang mereka lakukan adalah menyembuhkan orang sakit dan menyerukan kedatangan Kerajaan Allah (ay. 9). Yesus bahkan memberi sejumlah nasihat praktis mengenai apa yang harus mereka lakukan kalau diterima atau ditolak di suatu tempat (Luk 10:5-8;10-12).


Di manapun Yesus pergi Dia melakukan pekerjaan-pekerjaan yang ajaib untuk menunjukkan kepada orang-orang betapa Allah berbuat banyak bagi mereka. Khorazim, Betsaida dan Kapernaum telah diberkati dengan kunjungan Allah. Mereka mendengar Kabar Baik dan mengalami karya-karya besar yang Yesus lakukan bagi mereka. Namun Yesus kecewa dengan kota-kota ini. Yesus kecewa dengan perilaku orang-orang di sana. Walau mendapat karunia khusus menyaksikan perwujudan karya besar Allah, banyak dari antara orang-orang Khorazim, Betsaida dan Kapernaum tetap pada pola hidup lama dan mengabaikan pesan-pesan pembaharuan yang diwartakanNya. Yesus membandingkan mereka dengan Tirus dan Sidon, dua kota niaga yang kaya raya tetapi memiliki tingkat moral yang rendah. Jika karunia besar itu diberikan kepada orang Tirus dan Sidon, mereka pasti sudah lama bertobat dan berkabung, berbalik dari dosa-dosa mereka dan menjalani hidup baru sesuai dengan kehendak Tuhan.



Kata “celakalah” yang diungkapkan Yesus ini bukan emosi hati yang marah, namun ungkapan dari hati yang penuh keprihatinan dan kesedihan. Kata “celakalah” juga bisa diterjemahkan sebagai “sayang sekali” (konotasi negatif). Yaitu, suatu ekspresi kasihan atau bersedih karena kekecewaan. Yesus mengeluarkan peringatan keras ini karena orang-orang yang mendengar Injil di kota itu sangat mungkin menanggapinya dengan ketidakpedulian. Yesus kecewa karena mereka tidak meresponnya dan tidak melakukan apapun sebagai bentuk respon itu! Mari renungkan, kita pun sering seperti itu.



Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita berhadapan dengan kenyataan pahit ini. Banyak kebaikan dan kasih karunia Tuhan yang kita alami dan sangat mempengaruhi kehidupan kita, tetapi tidak kita perhatikan, bahkan mau kita tutup-tutupi, kita kerap sulit untuk bersyukur kepada Tuhan atas segala hal yang sudah kita terima dalam hidup ini. Kita bahkan sampai pada tahap mengingkari peran Tuhan di dalam hidup ini, dengan keterikatan yang terus menerus pada dosa-dosa kita walaupun Tuhan sudah berulang-ulang dan lewat pelbagai cara mengundang kita untuk bertobat, entah lewat peristiwa hidup, nasihat orang-orang terdekat dlsb. Yesus menghendaki, agar kita jangan sampai tenggelam dalam pola yang sama. Sadarilah selalu karya Tuhan dan beri penghargaan selayaknya. Tuhan sudah memelihara hidup kita dengan berbagai kebaikan yang sudah kita terima dalam hidup. Namun, bisa jadi kita adalah golongan orang yang bebal hatinya seperti Khorazim, Betsaida dan Kapernaum.



Tuhan tidak pernah bosan mengajak manusia untuk bertobat. Tuhan tidak pernah kekurangan akal dalam usaha mentobatkan manusia. Meskipun kadang cara yang dipakai kelihatannya keras, tetapi maksudNya jelas, yakni agar manusia mau bertobat. Bertobat berarti menyadari segala kelemahan, kedosaan, dan memperbaiki semua itu, lalu mengarahkan diri hanya kepada Tuhan. Kalau demikian, pada akhirnya manusia akan mendapatkan keselamatannya. Dan pada hari ini, melalui ucapan-ucapan kerasNya, Tuhan juga sedang mengajak kita untuk bertobat kalau ingin selamat. Tuhan meminta jawaban kita segera. Hingga saat ini Yesus tetap menyerukan dan mengajak kita untuk hidup benar di hadapan Tuhan dan sesama. Sampai kapan pun Yesus tetap tidak berubah, Dia datang untuk menyelamatkan, bukan membinasakan. 

No comments:

Post a Comment

.

.